Pondok Pesantren Mamba’ul Huda yang
beralamat di Jl. Magelang – sapuran KM.12 dusun
Kantor desa Kaliabu kecamatan Salaman kabupaten Magelang ini di dirikan pada
tahun 1959 oleh Almarhum KH. Muhsonudin . Beliau menjadi Pengasuh di Pondok
Pesantren Mamba’ul Huda sekaligus Yayasan Mamba’ul Huda kurang lebih selama 45
tahun dengan jumlah santri yang terhitung ratusan dari berbagai daerah di Jawa
maupun diluar Jawa dan beliau wafat pada tahun 1995, setelah beliau wafat sempat
terjadi kevakuman, dimana pada saat itu belum ada penerus/ pengganti beliau
sehingga mengakibatkan santri – santri pulang ke desa masing – masing. Pada
tahun 2000 salah satu putra dari almarhum KH. Muhsonudin yang bernama Ky.
Muhammad Aminudin akhirnya dapat melanjutkan perjuangan ayahnya, Ky. Muhammad
Aminudin menjadi pengasuh dari tahun 2000 sampai sekarang, dengan jumlah santri
yang setiap tahunnya meningkat dari puluhan hingga sekarang menjadi ratusan dan
targetnya nanti bisa mencapai ribuan jika fasilitas pondok juga semakin
meningkat.
Pondok pesantren Mamba’ul Huda juga
menyediakan pendidikan umum dari tingkat SD hingga SMK, dengan jarak sekolah
yang sangat dekat yang hanya di lingkungan pondok, sehingga mempermudah santri
untuk berangkat sekolah dan melaksanakan kegiatan belajar. Adapun bagi santri
yang tidak sekolah juga ada kegiatan di pagi hari layaknya jam sekolah, yaitu
seperti koprasi, pertukangan, perbengkelan, peternakan, perikanan dan
pembangunan. Dengan adanya kegiatan tersebut, santri tidak hanya pandai mengaji, tapi juga
mendapatkan pelajaran khusus tentang kemandirian dan kewirausahaan, sehingga
nanti ketika santri pulang dari pondok dengan membawa bekal ilmu akhirat dan
ilmu duniawi.
Metode pembelajaran di Pondok
pesantren Mamba’ul Huda menggunakan sistem salafi, yaitu masih memakai kitab
kuning karangan para ‘alim ulama’. Adapun kitab - kitab yang di pelajari di
Pondok pesantren Mamba’ul Huda adalah sebagai berikut :
·
Kitab
Alala
·
Khot
dan Imla’
·
Kitab
Fasholatan
·
Kitab
Sholat
·
Kitab
Al – Muntakhobat
·
Kitab
Hidayatus Sibyan
·
Kitab
Tuhfathul Athfal
·
Kitab
Jazariyah
·
Kitab
Fathul Mannan
·
Kitab
Fiqih Awal dan Tsani
·
Kitab
‘Aqidatul Awam
·
Kitab
Nahwu awal/ Jurumiyah
·
Kitab
Amtsilatut Tasrifiyah
·
Kitab
Awamil
·
Kitab
Ahkamul Jumlati
·
Kitab
Fathul Qorib
·
Kitab
Khulasoh
·
Kitab
Nahwu Tsalits
·
Kitab
Balaghoh
·
Kitab
Mantiq
KONDISI BANGUNAN
NO
|
NAMA
BANGUNAN
|
JUMLAH
|
UKURAN
|
KEADAAN
|
1
|
Masjid
|
1
|
300 m2
|
Baik
|
2
|
Aula
|
1
|
246 m2
|
Baik
|
3
|
Kelas
|
8
|
7 X 8 m
|
Baik
|
4
|
Kamar
|
21
|
3 X 4 m
|
Kurang
baik
|
5
|
Kamar mandi
|
22
|
2 X 2 m
|
Baik
|
6
|
Kantor pondok
|
2
|
3 X 4 m
|
Baik
|
7
|
Ruang pengetikan
|
1
|
1 X 2 m
|
Baik
|
8
|
Dapur
|
1
|
|
Baik
|
9
|
Kantin
|
1
|
|
Baik
|
KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
Pondok pesantren Mamba’ul Huda mempunyai Pelajaran tambahan
yaitu ;
1.
Seni Hadroh
Merupakan sebuah seni yang sudah
tidak asing lagi di kalangan pesantren, dengan berbagai manfaat yang terkandung
di dalamnya, termasuk sebagai sarana dakwah islam, adanya seni hadroh inilah
seseorang menjadi tertarik untuk bersholawat dan menambah kecintaan kepada Nabi
Muhammad SAW karena iramanya yang khas.
Oleh karena itu, santri bisa mempelajari kesenian tersebut dan mengamalkannya
nanti di masyarakat.
Di pondok pesantren Mamba’ul Huda
juga mempunyai grup hadroh yang bernama grup hadroh “ SIMTUT DUROR MAMBA’UL
HUDA “ dan mempunyai jama’ah sholawat bernama “ MASA MUDA “ ( Majlis Sholawat
Mamba’ul Huda ) yang setiap satu bulan sekali diadakan rutinan yaitu pada malam
Jum’at Pon, sekaligus memperingati wafatnya almarhum KH. Muhsonudin dan sudah
terkenal di daerah Magelang.
2.
Tilawatil Qur’an
Adalah seni yang digunakan untuk memperindah bacaan Al – Qur’an dan sangat baik untuk dipelajari bagi setiap
orang muslim, khususnya bagi para santri di kalangan pesantren. Oleh karena itu
santri bisa membaca Al – Qur’an dengan tartil dan bernada merdu.
3.
Khitobah
Adalah ilmu sosial kemasyarakatan
yang juga tidak kalah pentingnya dengan ilmu lain, dengan ilmu inilah santri
bisa mempelajari MC, pidato, tahlil, albarzanji, khutbah jum’at dan melatih
mental santri ketika berhadapan dengan banyak orang, sehingga nanti setelah
santri lulus dari pesantren sudah mempunyai mental yang kuat dan berjiwa
pemimpin.
BIAYA PENDIDIKAN
Administrasi keuangan ditangani
langsung oleh pengurus pondok. Adapun besar biaya yang telah ditentukan adalah
sebagai berikut :
·
Santri
lama ;
-
Daftar
ulang : Rp. 100.000
-
Syahriyah : Rp. 130.000
- Tabungan Wajib : Rp. 20.000
·
Santri
baru;
-
Pendaftaran : Rp. 100.000
-
Infak
Bangunan : Rp. 250.000
Rp. 500.000
Rp. 750.000
Rp. 1.000.000
-
Syahriyah : Rp. 130.000
- Tabungan wajib : Rp. 20.000
x
0 Komentar